Selasa, 15 November 2016

Tugas Novel

Semua tentangku
          Hari pertama aku menginjakkan kaki  di SMP Negeri 17 Bekasi,untuk menimba ilmu kurang lebih selama tiga tahun.Aku melangkah dengan sejuta harapan dengan ditemani Mamahku.Hari itu aku sangatlah gugup dan sangat kebingungan,karena aku tidak mengenal siapa-siapa kecuali beberapa kakak kelas alumni SD ku,karena tahun ini hanya aku orang satu-satunya yang masuk sekolah ini.
Betapa hatiku deg-deg kan,tidak tau apa yang harus kulakukan.Saat aku sedang terdiam,tiba-tiba diumumkan untuk baris di lapangan,saat itupun juga aku langsung berjalan menuju lapangan.Aku bingung harus baris dimana,tiba-tiba ada seorang perempuan di belakangku berkata “Kamu di depan aku saja”,dan aku menjawab dengan gugup “I-ya”,dan aku pun mulai membuka pembicaraan”Nama kamu siapa?”,lalu dia tersenyum”Nurmalia,kamu?”,aku pun membalas senyumannya “Aku Delia”.Ya,dia adalah Nurmalia orang yang pertama aku kenal dengan temannya Lulu dan Dita.
Hari berikutnya sudah ditetapkan gugus,dan aku gugus 9.Setelah orang-orang mencari nama  mereka di gugus berapa,lalu ada pengumuman untuk baris di lapangan sesuai gugus,ketika aku sudah baris,ada seorang perempuan menanyakan namaku”Nama kamu siapa?”,aku pun  menjawab dengan tersenyum”Delia,kamu?”,lalu dia membalas senyumku”Maura”.Maura adalah teman gugusku,dia adalah orang satu-satunya yang aku kenal di gugusku.Setelah baris aku di kenalkan oleh Maura kepada 2 temannya yaitu Anassya dan Komang.Semenjak itu kita berempat sangat akrab seperti teman yang sudah kenal lama.
Saat MOS (Masa Orientasi Siswa) aku perlahan-lahan kenal dengan beberapa orang yaitu Nisa,Mona,Alifia,Tsabitah.Tsabitah adalah temannya Mona,yang dikenalkan oleh Mona kepadaku.Dan Mona,Nisa dan Alifia adalah teman gugusku.
          Hari berikutnya,ada tes yang akan menentukan kelas.Alhasil dari gugus 9 aku dan Mona masuk kelas 71.Ternyata Anassya dan Nurmalia juga masuk kelas 71.Bahagia dan sangat bersyukur  mungkin ini yang aku rasakan,karena aku mendapatkan kelas unggulan.Kelas yang aku inginkan dan aku impikan berhasil kudapatkan,rasanya pengen loncat-loncat aja saking bahagianya,hehehe.Tapi ada rasa takut juga menyelimutiku”Pasti saingannya berat-berat”,pikirku dalam hati.Tapi rasa bahagiaku mengalahkan rasa takutku”Berarti aku harus rajin belajar”ucapku untuk membangkitkan semangatku.
Setelah mengetahui aku kelas 7 berapa,aku dan Anassya segera ke kelas,sampai di kelas ternyata sudah banyak orang,lalu aku dan Anassya duduk di bangku paling belakang.Karena mata aku min dan aku belum punya kacamata,aku memutuskan untuk pindah ke bangku yang nomor 2 bersama dengan Nurmalia,kebetulan Nurmalia duduk sendiri,sebenarnya aku tidak enak pada Anassya,tapi Anassya bilang “gapapa dari pada lu gak keliatan”,dia teman yang pengertian yah,hehehe.
Saat aku duduk di sebelah Nurmalia,ada seorang perempuan yang bertanya kepadaku”Kamu Delia kan dari SD Negeri Jatimakmur 02?”,seketika aku bingung”I-ya”,lalu dia berkata”Aku Fiana saudaranya Abay”.Abay itu teman SD ku,”Oh itu yang namanya Fiana”,ucapku dalam hati,sebenarnya aku tahu kalau Fiana saudaranya Abay, tapi aku tidak tahu orangnya aku cuman tahu namanya”Oh kamu Fiana”,ucapku sambil tersenyum.
Saat Mrs.Iis masuk ke kelas(Mrs.Iis adalah wali kelasku sekaligus guru mapel bahasa Inggris) memulai perkenalan dan membahas materi yang akan di ajarkan selama kurang lebih satu tahun.Setelah itu,waktunya pemilihan pengurus kelas dari ketua kelas sampai seksi-seksi,alhasil dari hasil voting Ichsan lah yang menjadi ketua kelas.
          Semakin hari,aku perlahan-lahan mulai mengenal satu sama lain.Oh ya,kelas 71 punya nama khusus lho,yaitu ‘Panj1 alias pasukan tujuh satu’,setelah berunding untuk menentukan nama khusus kelas 71,akhirnya kita sepakat bahwa nama khusus kelas 71 adalah Panj1.
Gak kerasa ya,waktu berjalan dengan cepat ternyata udah mau kenaikan kelas aja.Banyak sekali kenangan yang tidak bisa di lupakan,di kelas inilah yang mempertemukanku dengan solbab dan teman-teman lainnya.’Setiap pertemuan pasti ada perpisahan,tapi perpisahan bukan akhir dari segalanya,akhir dari sebuah kebersamaan,karena kita adalah keluarga,karena kita adalah sahabat selamanya’.
Akhirnya aku pun sudah kelas 8,alhamdulillah aku masuk kelas 81.Di kelas inilah aku lebih banyak mengenal.Oh ya,kelas 81 ini juga punya nama khusus lho,yaitu kapas alias keluarga lapan satu.Di kelas ini juga aku punya nama khusus yaitu kodel,entah nama itu berasal darimana,tapi itu adalah nama buatan Anass.Di kelas 81 itu,murid nya kobam-kobam alias gadanta,apalagi yang cewek-cewek nya.Tapi jangan berfikir orang ga danta itu nyebelin yah,orang gadanta itu asik lho,hehehe.
Oh ya,aku itu eskul Paskibra lho,rata rata murid perempuan di kelasku eskul Paskib.Waktu itu,saat kita sedang baris di tengah lapangan dengan terik matahari yang sangat membahana badai alias panas banget,ada pengumuman dari Kang Gibran.Kang Gibran adalah pelatih Paskibra di sekolahku,dia adalah sosok pelatih yang terbaik.Kang Gibran menyampaikan bahwa ada undangan lomba di ozon pada tanggal 23 Oktober 2016.Dan Kang Gibran bertanya kepada semua anak Paskib,”Apa kalian siap untuk ikut lomba di ozon?”
Kita pun menjawab serentak”Insyaallah siap Kang”
          Hari demi hari telah kita lewati,kita latihan secara rutin sehabis pulang sekolah dengan didampingin Kang Gibran dan teman-temannya.Waktu berjalan dengan cepat,gak nyangka udah hari H saja.Saat sudah sampai di ozon,jantung berdebar debar sangat kencang,rasa takut pun mulai menyelimutiku.Lalu kita masuk ke ruangan yang sudah disediakan dan mengganti kostum.Hanya menunggu beberapa jam,akhirnya ada pengumuman tampil giliran pasukanku.Saat sudah di lapangan,deg-deg kan pun mulai menjadi-jadi,rasa takut dan gugup pun muncul.Aku pun berusaha untuk mengendalikannya dan berusaha menampilkan yang terbaik.Akhirnya lomba pun selesai,ending nya pasukanku tidak mendapatkan piala,sedih dan kecewa mungkin yang di rasakan.Ya,tapi aku bersyukur di pasukan ini lah aku mengerti artinya berjuang,sabar dan di pasukan inilah aku di ajarkan disiplin,menghargai waktu dan di pasukan inilah aku mengerti apa artinya kebersamaan.Terimakasih untuk semuanya dan maaf Kang kita belom bisa membahagiakan akang.~
 Solbab alias solidBabi adalah suatu nama persahabatan antara aku,Anass(Anassya),Fiana dan Salma.Saat itu,kita habis pulang les,lalu kita ke sekolah dan membeli es krim,saat makan es krim tiba-tiba Anassya “Ngok-ngok”.
Lalu Fiana menirukan”Ngok-ngok”.
Dan akhirnya aku dan Salma ikut-ikutan”Ngok-ngok”,kita pun tertawa bersama.
Dan dari situlah terbentuknya solidBabi pada tanggal 12 Januari 2016,yaa,memang itu nama persahabatan yang aneh,hehehe.
Semenjak itu kita selalu bersama termasuk gila-gila an bersama.Mereka adalah tempat curhatku,mereka selalu ada untukku baik disaat susah maupun senang.Mereka adalah sahabat terbaikku,aku sangat bersyukur punya sahabat seperti mereka.Aku cuman berharap semoga kita selalu bersama apapun yang terjadi.Karena aku butuh kalian,kalian adalah semangatku untuk bangkit disaatku terpuruk,kalian adalah obat disaat ku terluka,kalian adalah guru di saatku melakukan kesalahan,kalian segalanya untukku.Aku sangat menyayangi kalian,maafkan aku jika aku pernah menyakiti kalian,kalian sangat berharga untukku.
          Hari ini,tepatnya tanggal 11 November 2016 kebab alias ketua solbab yang ‘Ngok-ngok nya paling nyaring’ sedang berbahagia,setelah 2 tahun menjomblo akhirnya dia dapat pacar juga,namanya Surya anak 83 yang kini menghiasi hidup Anass,hehehe.
“Del,mau curhat nih?”,sambil cengar cengir
“Ohhh gua tau lu ditembak Surya ya?”,aku menunjukknya sambil menebak dan ketawa-tawa
“Ssssttttt,jangan berisik nanti kedengeran orang”,Ucapnya dengan wajah yang sedang bahagia
“Bener kan lu ditembak Surya?”,Aku meledek nya
“I-ya”,ucapnya sambil tersipu malu
“Sumpah?Kapan dia nembaknya?Aaaa bagi PJ donggg”,aku pun mulai menanyai nya
“Tadi malem”,dengan wajah yang sangat bahagia.
         Ya,Anass dan Surya dulunya adalah teman chat di bbm,lama kelamaan perasaan nyaman pun mulai menghiasi diri mereka.Usut punya usut mereka berdua saling suka dan akhirnya memutuskan untuk bersama.
Hari Minggu tepatnya tanggal 13 November 2016,aku sangatlah bete karena bingung mau ngapain.Tujuannya sih mau pergi tapi ga jadi karena ujan.Begini lah nasib ku,hari Minggu cuman ngabisin waktu di rumah.Saat aku sedang menonton televisi,tiba-tiba ada BBM masuk dari Salma.
“PING!!!”
“Kenapa?”
“Mengirim gambar”(photo Anass ama Surya boncengan naik motor)
“Kapan itu?”
“Tadi,masa kita gak di ajak Del”
“Iya parah banget”
“Pura pura marah yuk”
“Yuk kita kacangin BBM dari dia”
“Oke”
“Abis nya maen gak ngajak-ngajak mentang-mentang kita jomblo ya ma”
“Iya parah banget”
“Eh tapi untung deh kalo kita ikut kan bisa jadi nyamuk”
“Tapi kan gua bete di rumah”
“Sama gua juga bete”
Anass pun merasa bersalah dan dia pun minta maaf,tapi padahal aku dan Salma hanya pura-pura,hehehe.


Sampai disini dulu ya cerita ku,semoga bermanfaat untuk kalian.Terimakasih~






.

Selasa, 01 November 2016

Tugas Cerita

Peter
Merunut Kisah si Anak Menyebalkan
M.Fajar.Rusli
       Di antara anak-anak lain, harus kuakui bahwa Peterlah yang paling menyebalkan. Bayangkan , dia selalu memerintah semua orang dengan seenaknya , tak peduli itu hantu maupun manusia sepertiku. Dan, yang lebih gilannya lagi, tak ada satu pun yang berani menolak keinginannya, termasuk aku. Seperti ada sebuah kekuatan yang menaungi Peter, Kekuatan yang membuat semua bertekuk lutut dengan mudah di hadapannya.

Anak ini biasa-biasa saja, tetapi dia berlagak bagaikan dia sangat istimewa. Anak ini tidak berbadan kukuh, tapi dia berlagak seolah memiliki badan tegap di antara anak-anak lainnya. Padahal, William yang usianya lebih muda dari Peter pun memiliki lebih tinggi dan lebih gagah. Tapi, Peter memang berbeda, sikap keras kepalanya mengalahkan siapa pun yang ada di sekelilingnya. Jika tak ada yang menggubris, dia akan bertindak sesuka hati,jahil,atau malah cenderung jahat.

Aku jadi ingat saat dia tak suka karena ayahku melarang anaknya pergi keluar rumah. Wajar saja, pada saat itu ayah yang tak melihat keberadaan mereka di sekelilingku merasa khawatir jika aku keluar sendirian. Dengan muka kesalnya, tiba-tiba Peter menjambak rambut ayah yang saat itu tengah tertidur santai di sofa ruang tamu rumah Nenek. Aneh, pikirku, jika sedang kesal dia bisa melakukan hal-hal seperti yang manusia normal lakukan. Dan pada saat itu, ayah terbangun kaget merasakan rambutnya dijambak, meskipun tak melihat siapa pelakunya.

Peter adalah pemimpin bagi keempat sahabatnya. Si kecil Janshen pernah mengaku kepadaku, bahwa sesungguhnya dia agak ketakutan menghadapi Peter. Katanya,” Aku takut kalau melihat Peter marah, sangat mengerikan! Lebih baik aku menuruti kemauannya saja,” ungkapnya lesu.       Kasihan memang, melihat sahabat-sahabatku ini terintimidasi oleh gaya ‘Sok Benar’ Peter.


Monalisa Septiany Putri
        Aku jadi ingat lagi, saat tiba-tiba Hans datang dan mengadu kepadaku soal Peter. Dia begitu terpukul saat dikatai seperti anak perempuan oleh Peter.Hanya karena Hans lebih suka berdiam di dapur rumah Nenek , sambil memerhatikan Nenek membuat kue diasana , dibandingkan ikut berlarian bersama Peter di lapangan tak jauh dari rumah.Peter saat itu cukup marah menerima penolakan Hans, dan mulai mengejek Hans seenaknya.Yang membuat Hans tampak terpukul adalah karena yang lain ikut-ikutan meneriakinya, menirukan segala ejekan Peter. Bahkan Hendrick yang paling dekat dengan Hans pun ikut meledek . Aku geram mendengar aduan Hans , dan memutuskan untuk mendatangi Peter, membahas masalah ini.
Peter hanya tertawa melihatku memarahinya , dengan tatapan mengejek khasnya,dia kembali menjelekkan Hans dan menambahkan ejekan sebagai sin pengadu .”Perempuan mengadu pada perempuan...Dasar anak perempuan!”katanya sambil terpimgkal-pingkal

Amarahku dengan cepat terpacu , emosiku meletup-letup hampir tak terbendung .Aku balik meneriakinyan  , “kau juga lahir dari seorang perempuan! Menghinaku berarti menghina mamamu juga ! Jangan bersikap seperti itu, Peter !”

Keadaan tiba-tiba menjadi hening,Peter tak lagi tertawa,semua mata tertuju kepadaku dengan ekspresi kaget.Seketika itu juga aku sadar,aku telah melakukan kesalahan.Aku lupa bahwa kami pernah sepakat untuk tak membahas soal keluarga Peter,terutama menyangkut sang mama.Tak lama kemudian,Peter berbalik dan berlari meninggalkanku dengan marah.Dia menyendiri untuk   beberapa saat,menghindari kami semua hingga kondisi perasaannya kembali stabil.

Begitulah dia,tak ada yang berhasil menutup mulut jahatnya.Kecuali satu,membicarakan tentang sang mama...

Suatu hari pada bulan Desember,televisi-televisi banyak menayangkan acara bertema natal. Mereka yang menyebut televisi “kotak ajaib”ikut berkeliling menemaniku menonton didalam kamar.Kamarku kecil,tapi orangtuaku memberikan fasilitas segala hal yang kusukai disitu,agar aku kerasan tinggal di rumah Nenek.
  

     

Salma Nabilla
Ada televisi mungil yang hampir setiap sore kami tonton bersama tayangan favoritmereka adalah film kartun sore hari. Berhubung malam ini hujan deras,kami memutuskan untuk berkumpul saja di dalam kamarku yang hangat  sambil menonton televisi.

Malam itu,kami menonton film berjudul Home Alone.Film ini menceritakan tentang seorang anak yang terpisah dari keluarganya pada malam Natal. Adegan-adegan lucu di film itu banyak memancing tawa kami semua , tak terkecuali Peter. Suasana Natal khas Amerika di film itu kerapkali membuat kelimanya tersenyum dengan mata berbinar. Mereka  begitu mengagumi kelap-kerlip lampu yang menghiasi pohon-pohon Natal di film itu. Mata mereka bagai memiliki jiwa,tak seperti biasanya. 

       Namun aku tak menyangka , malam itu akan menjadi malam yang berakhir kaku. Kelima anak itu tiba-tiba tercengang,tatkala film itu menampilkan adegan pertemuan ibu dan anak tokoh utama pada malam Natal. Dalam adegan itu,sang Ibu terlihat begitu bahagia memeluk anaknya yang tak kalah bahagia. Hanya aku yang tersenyum melihat adegan itu , tampa menyadari binar di mata kelima sahabatku memudar. 

“Kalian kenapa?”Aku yang tersadar mulai bertanya perihal perubahan sikap mereka.

Hanya William yang merespons pertanyaanku. Dia menjawabnya dengan berkata,”Matikan saja kotak ajaibnya,Risa.”

Aku mengerutkan kening,semakin heran melihat perubahan drastis kelimanya. “Kenapa?Filmnya belum beres!” aku ngotot.

William menatapku serius sambil  mengangguk tegas,”Matikan.”

Peter yang kali pertama berbicara, setelah suasana hening cukup lama”Aku rindu Mama,rindu sekali...”Kepalanya tertunduk sedih.

       “Ke mana mamamu?” tanyaku polos. Sesungguhnya,aku tak pernah tahu apa yang terjadi  pada diri mereka semua pada masa lalu. Hans dan Hendrick agak kaget mendengar pertanyaan terakhirku,tapi kemudian ikut menunduk seperti Peter. “Iya,ke mana dia?”kembali pertanyaan itu meluncur dari bibirku. Tak ada yang menjawab pertanyaanku,bahkan Peter sekalipun.


Delia Febiana
Mereka semua membubarkan diri,ada yang berjalan lesu ke arah belakang kamar,ada yang berlari cepat ke arah pintu,berhamburan sendiri-sendiri,tak mengobrol seperti biasa.Janshen ikut-ikutan pergi meninggalkanku,padahal tadinya aku ingin berusaha mengorek info ini darinya,karena dia yang paling mudah untuk diajak bicara mengenai banyak hal.Aku ditinggalkan,kebingungan sendiri,dan mulai menyalahkan diri sendiri karena sesuatu yang tidak kuketahui.

Peter menyimpan sejuta misteri.Jauh di lubuk hatinya,aku bisa melihatnya sebagai anak yang baik dan punya kepekaan tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.Ada kesedihan di mata sahabat-sahabatku,kesedihan yang merenggut binar mata mereka.Tapi,di antara yang lain, Peterlah yang paling terlihat menyedihkan.Dibalik semua sikapnya yang menyebalkan,ada perasaan yang tak pernah dia ungkapkan.

 Akhirnya,fakta-fakta baru muncul ke permukaan.Sebagian besar kudengar dari William.

Dipikir-pikir,William itu gemar bergosip juga,ya?Ya,walaupun dalam kemasan berbeda,tak seperti pada umumnya.Sejak aku kecil,Will yang sedikit demi sedikit membisikkan info tentang segala sesuatu yang terjadi pada mereka semua,sahabat-sahabatku.Tak terkecuali,cerita tentang Peter yang nakal.


Anak itu,Peter Van Gils,bukan sembarang anak Belanda.Orangtuanya punya peran penting semasa hidupnya,terutama sang Papa.Peter tumbuh dalam keluarga kaya yang tak kekurangan apa pun.Meski hidup di tanah jajahan,keluarga itu lumayan terpandang.Bukan berkuasa di kota besar,memang.Tapi,setidaknya,dikota kecil tempat keluarga ini tinggal,tak ada seorang pun yang tak kenal keluarga Van Gils.

.